Wednesday, March 14, 2012

Ten Rules of Writing

Sepuluh aturan dasar menulis fiksi versi www.guardian.co.uk yang terinspirasi dari prinsip 10 aturan menulis oleh Elmore Leonard “Ten Rules of Writing”. http:// www.guardian.co.uk adalah website koran terbesar pertama di Inggris.

Berikut ini ringkasan yang saya coba tampilkan dalam bahasa Indonesia. Tentu saja untuk lebih jelasnya, teman sekalian perlu membaca langsung teks aslinya, dan bahkan meriset lebih lanjut rujukan yang disebutkan di artikel ini.

Sepuluh Aturan Menulis:
1. Jangan menulis tentang cuaca pada awal tulisan Anda.
2. Hindarilah prolog (kata pengantar).
3. Sebaiknya hindarilah penggunaan kata-kata selain “said” untuk menyatakan sebuah percakapan.
4. Jangan menggunakan kata keterangan (adverb) untuk menjelaskan kata kerja “said”.
5. Jagalah penggunaan kata seru atau kalimat seruan. Dalam setiap 100.000 kata tulisan prosa, Anda sebaiknya hanya menggunakan maksimal dua atau tiga ungkapan kata seru.
6. Jagalah kecenderungan untuk menggunakan kata “tiba-tiba” (suddenly) atau "all hell broke loose". (*The expression is mostly used in informal contexts in American English. ‘Hell’ is usually associated with chaos; therefore, when you say, ‘all hell broke loose’, what you mean is that the situation went completely out of control. There was pandemonium; people started shouting and screaming at each other, and at times resorted to violence.)
7. Hematlah pemakaian dialek atau jargon.
8. Hindarilah deskripsi yang terlalu detil tentang tokoh dalam buku Anda. (rujukan: karya penulis besar Amerika John Steinback)
9. Kecuali jika Anda sepiawai Margaret Atwood, jangan coba-coba membuat penggambaran yang sangat detil tentang tempat dan hal lainnya dalam tulisan Anda.
10. Usahakan untuk tidak menulis hal-hal yang nampaknya cenderung dilewati oleh pembaca Anda. Jika Anda sebagai pembaca sebuah novel, bayangkan hal-hal apa yang kira-kira tidak Anda sukai, apa yang mungkin akan Anda abaikan saat membaca buku tersebut.

No comments:

Post a Comment